Label

Rabu, 21 September 2016

Ketukan salam


     Sore itu matahari sudah mulai malu untuk menunjukkan senjanya. tertutup awan mendung. Anak-anak tetap semangat untuk belajar. Setiap sore satu persatu berdatangan dengan menenteng beberapa buku lks dan paket serta buku tulis. meski kadang hujan, mereka tetap gigih berangkat menemuiku. payung menjadi pelindungnya.

Kadang berebut untuk bertanya, membuatku bingung harus fokus kemana. Sebelum mereka mulai belajar, aku akan mengatakan pada mereka peraturan jika ingin mengikuti les. Beberapa anak ada yang memahami dan kadang mengingatkan pada yang lain.

Kemarin, saat salah satu anak berangkat terlebih dahulu. ia mengetuk pintu. memanggil namaku dua kali. dia tahu aku ada didalam.

"Mbak ima ..."
"mbaaakkk ... imaaa ..." sambil mengetuk pintu dan mengitip bagian celah pintu yang terbuka sedikit.

 tapi aku biarkan. hingga ia tahu sendiri kesalahannya.

"Assalamu'alaikum. Mbak Ima.:"

Ini bagian yang aku suka.  ya mengucapkan salam. Akhirnya tahu kenapa aku tak membukakan pintu. aku ingin itu menjadi habits bagi mereka. Karena dia sudah mengucapkan salam. Aku bergegas membukakan pintu.

Pernah pula saat mulai les lebih awal. Adzan segera berkumandang. Aku meminta mereka berhenti dan bergegas pula. Siap-siap untuk segera ke masjid. Ada satu anak yang setelah shalat tidak kembali les. Aku mendengar percakapan seorang anak di luar rumah. sebab ia berteriak mengucapkannya.
"lagi maen bola rame-rame dan menyebutkan siapa saja yang bermain."

hmmmm ... ternyata lagi maen.

selang lima belas menit, si Anak datang. Aku biarkan dia hingga dia duduk.

"kemana, main bola ya?"

"enggak mbak. aku cuma nonton aja kok." sambil nyengir.

salah satu temannya nyeletuk.

"nonton kok berkeringat.sambil menunjuk bagian leher. Kaki kotor terus cuci kaki to kamu? Tuh masih kotor dikit."

"beneran mbak Ima. Aku enggak maen bola."

aku jawab saja, "maen bola yo enggak apa. Tapi tidak boleh bohong." sambil kutatap matanya.

lucu banget ekspresinya. Nyengir kuda gitu.
"heehe ... iya mbak Ima. Aku maen bola."

"nah kan, jujur sekarang. Mbak Ima enggak marahin kok. Boleh maen, asal enggak boleh bohong. Pintar buat kamu sendiri to. Ya mau maen atau belajar ya silahkan."

"iya, besok enggak maen lagi. Enggak bohong lagi. "

"Sippp!" 

Aku menyayangi mereka dan tugasku memberikan apa yang bisa kuberikan. Memanfaatkan kesempatan yang sudah Allah beri. Masih banyak kekurangan yang kumiliki. Aku banyak pula belajar dengan mereka. Allah hadirkan mereka dan memberiku banyak hikmah setiap berkumpul dengan mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar