“Evi, main bekelan yuk
?” Tanya Novi pada temannya.
“Wah, bekel ? aku
enggak bawa Nov.”
“Yah … main apa ya? Emmm … sambil mikir. Oh iya, Ima bawa
karet. Bagaimana kalau kita bermain semprengan
saja?” Novi menawarkan jenis permainan lain.
“Wah, boleh juga itu. Ayo bilang ke Ima, sekalian ajak Nani,
Susi, Hati biar makin ramai?” pinta Evi.
Kita bermain di depan rumah bu Rita saja ya, di sini ramai
anak laki-laki main bola. Di sana kan luas juga halamannya. Pinta Novi
bersemangat.
Mereka akhirnya berkumpul. Ima mengeluarkan tali karet dari
saku di rok bajunya. Tali itu sudah dirangkai
memanjang. Gelang karet ini mudah didapatkan. Di warung-warung bisa dibeli dengan harga lima ratus rupiah
saja. Itu pun sudah bisa membuat tali kurang lebih sepanjang satu setengah
meter. Permainan semprengan ini
membutuhkan karet sepanjang tiga meter. Panjang bukan? Iya dong. Karena tali
gelang yang dimainkan akan diayunkan. Jadi membutuhkan ukuran yang panjang. Jika
kepanjangan pun nanti tinggal di lipat dalam genggaman tangan. Tak harus di
potong atau di bongkar pasang. Membuang waktu jika dibongkar
pasang mengurangi ukuran.
Rangkaian karet gelang satuan
Rangkain double lebih kuat karena dua karet gelang
Mereka berenam akhirnya
hom-pim-pah. Siapa yang kalah, akan menjadi bagian memegang tali untuk
dimainkan. Yang menang akan bermain. Novi dan Nani ternyata kalah, jadi mereka
mendapat bagian memegang tali untuk dimainkan. Tali diayunkan bersamaan, dan
permainan melompat saling bergantian dengan yang lain. Mulai dari dasarnya sangat mudah. Hanya melompat kekanan dan kekiri mengikuti tali diputar sebanyak
lima kali. Jika di awal ini saja tak mampu menyesuaikan putaran tali, duh,
memalukan. Pasti kalah! Permainan ini, semakin lama akan banyak teknik. Tak hanya
melompat saja seperti vampire china. Hehe … Ada lompatan dengan kaki
satu dan melompat sambil jongkok. Wah ini susah sekali. Susi merasa kesulitan.
Karena badan dia besar, tak tahan berjongkok lama sambil melompat.
“Aku nyerah!” sambil ngos-ngosan Susi terduduk di tanah.
Novi senang sekali ada yang menyerah. Giliran dia mengeluarkan keahliannya
dalam bermain semprengan. Dia paling
jago lho. Badan yang kecil dan energik. kelincahannya membuat dia mampu
melewati rintangan dari awal hingga menyusul Ima. Bagian ini pun dia mampu. Wah … salut! Berjongkok
sambil mengambil pecahan genting. Memindahkan pecahan genting dari sebelah kiri
kekanan. Lalu melompat dengan kaki satu sambil tepuk tangan. Seru sekali. Semakin seru dan membuat nani mengerutu. Tidak
juga dapat giliran. Sejak susi menyerah, belum juga ada yang kalah. Mereka
bermain hingga bermandikan keringat. Tak peduli dengan sengatan matahari. Tidak
ada yang menyerah hanya dengan alasan kepanasan. Malah semakin bersemangat
karena ada banyak anak kelas lain yang menonton permainan itu. Saat Ima
kelelahan berlompat, dia lupa kalau melompat dengan berjongkok ada yang harus mengambil pecahan
genting, bukan dipindah saja. Wah … membuat Nani bahagia. Akhirnya dia bisa
bermain juga.
Permainan ini membuat wajahnya sumringah sekali. Riuhnya
teman-teman lain menyemangati. Saat memulai permainan, dibagian lompatan yang ke empat suara lonceng tanda masuk sudah tiba.
“Yahhh … selesai. Aku kan baru saja main.” Wajahnya beringsut
menjembik. Kekecewaan Nampak diwajahnya. Ima pun menyemangatinya.
Permaianan lompat tali di sekolahan. Pict sumber internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar