Label

Rabu, 25 November 2015

Yuk Bermain Semprengan!

Pak Ahmad guru Bahasa Indonesia membunyikan Lonceng Sebanyak tiga kali, tandanya istirahat sudah tiba. Kami sekelas bersorak bahagia. “Yeaahh …” kompak sekali.  bahagia karena perut sudah berdendang, tandanya minta diisi. Ditambah lagi rasa penat pelajaran matematika membuat kami ingin segera lari keluar kelas. Jam istirahat adalah momen paling bahagia karena akan berkumpul bermain bersama. Jarang mereka bisa bermain jika bukan di sekolah. Jadi selalu memanfaatkan momen bermain bersama. Meski kadang saling marahan menghiasi persahabatan itu.   

“Evi, main bekelan yuk ?” Tanya Novi pada temannya.

“Wah, bekel ? aku enggak bawa Nov.”  

“Yah … main apa ya? Emmm … sambil mikir. Oh iya, Ima bawa karet. Bagaimana kalau kita bermain semprengan saja?” Novi menawarkan jenis permainan lain.

“Wah, boleh juga itu. Ayo bilang ke Ima, sekalian ajak Nani, Susi, Hati biar makin ramai?” pinta Evi.
 Kita bermain di depan rumah bu Rita saja ya, di sini ramai anak laki-laki main bola. Di sana kan luas juga halamannya. Pinta Novi bersemangat. 

Mereka akhirnya berkumpul. Ima mengeluarkan tali karet dari saku di rok bajunya. Tali itu sudah dirangkai memanjang. Gelang karet ini mudah didapatkan. Di warung-warung  bisa dibeli dengan harga lima ratus rupiah saja. Itu pun sudah bisa membuat tali kurang lebih sepanjang satu setengah meter.  Permainan semprengan ini membutuhkan karet sepanjang tiga meter. Panjang bukan? Iya dong. Karena tali gelang yang dimainkan akan diayunkan. Jadi membutuhkan ukuran yang panjang. Jika kepanjangan pun nanti tinggal di lipat dalam genggaman tangan. Tak harus di potong atau di bongkar pasang. Membuang waktu jika dibongkar pasang mengurangi ukuran. 

 Rangkaian karet gelang satuan


Rangkain double lebih kuat karena dua karet gelang


Mereka  berenam akhirnya hom-pim-pah. Siapa yang kalah, akan menjadi bagian memegang tali untuk dimainkan. Yang menang akan bermain. Novi dan Nani ternyata kalah, jadi mereka mendapat bagian memegang tali untuk dimainkan. Tali diayunkan bersamaan, dan permainan melompat saling bergantian dengan yang lain. Mulai dari dasarnya sangat mudah. Hanya melompat kekanan dan kekiri mengikuti tali diputar sebanyak lima kali. Jika di awal ini saja tak mampu menyesuaikan putaran tali, duh, memalukan. Pasti kalah! Permainan ini, semakin lama akan banyak teknik. Tak hanya melompat saja seperti vampire china. Hehe … Ada lompatan dengan kaki satu dan melompat sambil jongkok. Wah ini susah sekali. Susi merasa kesulitan. Karena badan dia besar, tak tahan berjongkok lama sambil melompat.

“Aku nyerah!” sambil ngos-ngosan Susi terduduk di tanah. Novi senang sekali ada yang menyerah. Giliran dia mengeluarkan keahliannya dalam bermain semprengan. Dia paling jago lho. Badan yang kecil dan energik. kelincahannya membuat dia mampu melewati rintangan dari awal hingga menyusul Ima.  Bagian ini pun dia mampu. Wah … salut! Berjongkok sambil mengambil pecahan genting. Memindahkan pecahan genting dari sebelah kiri kekanan. Lalu melompat dengan kaki satu sambil tepuk tangan. Seru sekali. Semakin seru dan membuat nani mengerutu. Tidak juga dapat giliran. Sejak susi menyerah, belum juga ada yang kalah. Mereka bermain hingga bermandikan keringat. Tak peduli dengan sengatan matahari. Tidak ada yang menyerah hanya dengan alasan kepanasan. Malah semakin bersemangat karena ada banyak anak kelas lain yang menonton permainan itu. Saat Ima kelelahan berlompat, dia lupa kalau melompat dengan berjongkok ada yang harus mengambil pecahan genting, bukan dipindah saja. Wah … membuat Nani bahagia. Akhirnya dia bisa bermain juga. 

Permainan ini membuat wajahnya sumringah sekali. Riuhnya teman-teman lain menyemangati. Saat memulai permainan, dibagian lompatan yang ke empat suara lonceng tanda masuk sudah tiba.
“Yahhh … selesai. Aku kan baru saja main.” Wajahnya beringsut menjembik. Kekecewaan Nampak diwajahnya. Ima pun menyemangatinya.

 Permaianan lompat tali di sekolahan. Pict sumber internet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar