Salah satu catatan yang ada di akun fb lama. Catatan ini penting buat saja. Semoga bermanfaat. :)
Kepribadian seorang muslim haruslah
berlandaskan Al Quran dan As sunnah. karenakeduanyamerupakan warisan Rasulullah
untuk ummatnya, dari Allah SWT. Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada
sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim.
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Merupakan sesuatu yang harus ada
pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki
ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak
akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan
kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya
kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya:
Sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162).
Karena memiliki aqidah yang
salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para
sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau
tauhid.
2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang benar)
Merupakan salah satu perintah Rasul
Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: ‘shalatlah kamu
sebagaimana kamu melihat aku shalat´. Dari ungkapan ini maka dapat
disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada
sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau
pengurangan.
3. Matinul Khuluq (Akhlak yang kokoh)
Atau akhlak yang mulia merupakan
sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam
hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang
mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.
Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka
Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah
mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di
dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya:
Dan sesungguhnya kamu
benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS
68:4).
4. Qowiyyul Jismi (Kekuatan jasmani)
Merupakan salah satu sisi pribadi
muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya
tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan
fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam
Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang
di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan
jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan
dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian,
sakit tetap kita anggap sebagaisesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang
terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan
jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
Mu’min yang kuat lebih aku cintai
daripada mu’min yang lemah (HR.
Muslim).
5. Mutsaqqoful Fikri (Intelek dalam berpikir)
Merupakan salah satu sisi pribadi
muslim yang penting.Karena itu salah satu sifat Rasul adalah
fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an
banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berpikir, misalnya
firman Allah yang artinya:
Mereka bertanyakepadamu
tentang, khamar dan judi. Katakanlah: ‘pada keduanya itu terdapat dosa besar
danbeberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya´. Dan merekabertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah:
‘Yang lebih dari keperluan´. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219).
Di dalam Islam, tidak ada satupun
perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas
berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan
keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa
mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh
karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentangtingkatan intelektualitas
seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya:
Katakanlah: ‘samakahorang yang
mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?´, sesungguhnya orang-orang
yang berakal-lah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).
6. Mujahadatul Linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu)
Merupakan salah satu kepribadian
yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki
kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada
yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan
kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu.
Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan
tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
Tidak beriman seseorang dari kamu
sehingga iamenjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam)
(HR. Hakim).
7. Harishun Ala Waqtihi (Pandai menjaga waktu)
Merupakan faktor penting bagi
manusia. Hal ini karenawaktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar
dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam
Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal
asri,wallaili dan sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam
jumlah yang sama setiap, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam
itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi.Karena itu
tepat sebuah semboyan yang menyatakan: ‘Lebih baik kehilangan jam daripada
kehilanganwaktu´. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan
pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk mengatur
waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang
efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw
adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara,
yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang
sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin. Janganlah kita terpedaya dengan 2 nikmat
.
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (Teratur dalam suatu urusan)
Termasuk kepribadian seorang muslim
yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum
Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan
dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara
bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah
menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusan dikerjakan secara
profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu
mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban,
adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang
mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.
9. Qodirun Alal Kasbi (Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga
disebut dengan mandiri)
Merupakan ciri lain yang harus ada
pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan
kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang
memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang
mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian
dari segi ekonomi. Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim
boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan
umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh
karena itu perintah mencari nafkah amat banyak didalam Al-Qur’an maupun hadits
dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.Dalam kaitan menciptakan
kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang
baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari
Allah Swt,karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya
memerlukan skill atau ketrampilan.
10. Nafi’un Lighoirihi ( Bermanfaat bagi orang lain)
Merupakan sebuah tuntutan kepada
setiap muslim.Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga
dimanapun dia berada, orang di sekitarnya merasakan keberadaannya karena
bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan
dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus
selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa
bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu
tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan
inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya:
sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi orang lain (HR.
Qudhy dari Jabir).
Demikian secara umum profil seorang
muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatu yang perlu kita
standarisasikan pada diri kita masing-masing.
Mudah-mudahan dapat menjadi acuan
dalam memperbaiki diri untuk menjadi mukmin sejati. Kecintaan Allah dan
Rasul-Nya. Aamiin
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar