Label

Rabu, 02 Maret 2016

Kisah Fiktif


    
     Semangat!!! tak ada kata terlambat untuk menjadi baik. Yakin ada Allah! Saat semua rasa begitu menjenuhkan. Kehidupan terasa memuakkan. Hati serasa gersang. Lalu tiba-tiba ingin kembali, kembali kejalan yang lebih terarah. Jangan ragu dan langsung ambil kesempatan. Sebab, bagiku kesempatan jadi baik hanya ada satu kali. Jika dilewatkan sayang sekali.

     Bukankah … tidak ada kata terlambat selagi nafas masih berhembus? Jantung masih berdetak dan nadi masih mengalir lancar. :D mau apalagi? Apa ingin tetap begitu saja? Yakin besok atau beberapa jam lagi masih hidup? Tak ada yang tahu lho umur seseorang. Menyia-nyiakan kesempatan itu termasuk bagian orang yang kurang yakin dengan janji Allah. kalau percaya, kenapa ragu? Jika ada teman yang membuat kita ragu dan membujuk untuk kembali maksiat, masih pantaskah ia disebut teman? Harusnya mendukung bukan menghalangi bukan?

     ada kisah nih, bisa kita ambil ibrohnya ya. hehe
“Dulu ada seorang gadis yang ragu untuk menjadi baik. Dia masih berat menutup auratnya. Sangat menyukai rambut panjangnya yang hitam. Yang banyak orang suka sekali menyanjung karena hitam dan lebat. Kulitnya yang putih dan suka buat perbandingan dengan warna kulit teman sebayanya. Semua itu membuat hatinya hadir sebuah kesombongan. Merasa lebih baik. Padahal kalian tahu kan, bahwa sifat sombong itu dibenci oleh Allah. kita manusia tak berhak sombong. Hingga suatu hari, gadis itu kecelakaan. Kepalanya mengucur warna merah kental. Rambutnya dibasahi oleh darah. Dia tidak sadarkan diri. Tubuhnya lemas tak bergerak. Masih hidupkan dia? 

Alhamdulillah … Allah masih sayang padanya. Jantung masih berdetak dan masa kritisnya terlewati. Kepalanya hanya mendapat beberapa jahitan. Dokter bilang bahwa ia sudah bisa dibawa pulang. Jika terjadi muntahan darah, dokter meminta segera pasien dibawa ke rumah sakit kembali. Sebelum pulang, dokter member obat, dengan susah payah ia mencoba menelannya. Gadis itu tak mampu untuk berjalan menuju taksi yang menantinya untuk pulang. Kepalanya masih terasa sangat pusing dan tubuhnya gontai. Saat dalam perjalanan, dia meminta segera menghentikan mobil. Ternyata muntah. Obat yang dia minum keluar semua. Sampai dirumah gadis itu masuk dalam kamar. Dia hanya ingin berbaring dan terlelap tidur. Tahukah kalian? Dia terlelap hingga pagi. sorenya rambut yang dulu ia banggakan sebagian sudah kaku. Kaku karena darah yang mengering. 

Seminggu kemudian. Saat jahitan sudah mulai mengering. Dia raba rambutnya. Ada benjolan kecil dan ia rasakan halus kulit kepala. Ia coba mencari kaca. Dia coba berdiri miring dan mencari kaca lain untuk melihat keadaan kepala. Sepertinya botak kecil. apa akan tumbuh lagi? entahlah. Gumam gadis itu. Bagaimana rasa hatinya? Dia tersenyum. Bersyukur bahwa nyawa masih tertolong. Jika tidak, waktu untuk memperbaiki diri pasti terlambat. Tak bisa lagi terulang. Alhamdulillah, Allah masih memberinya kesempatan. Kesempatan itu tak ia sia-siakan. Segera dia memutuskan untuk menutup aurat. Dia ingin bersyukur kepada Allah. berterima kasih. Betapa Allah masih sayang padanya. Hatinya ingin taat sepenuh. Awalnya masih terasa sulit. Belum terbiasa. Seiring berjalannya waktu, kini dia mampu melewatinya hingga sekarang. Tak merasa khawatir sulit mencari pekerjaan.  Meski pekerjaan sulit ia dapatkan, sebuah kesibukan masih tetap menghampirinya. Meski uang tak banyak seperti saat bekerja, ia menikmatinya. Setiap hari bersyukur kepada Allah. jadi, bisakah kita juga seperti dia?

     Saya yakin bisa. Siapa yang bersungguh-sungguh, Allah akan membantu. Jangan tinggalkan Alqur’an. Jika hati merasa sendiri, ingat bahwa ada Allah. bacalah Alqur’an. Merasa sulit belajar Alqur’an? Bukanlah Allah sudah memberikan kemudahan untuk mempelajarinya. Itu semua tertulis dalam surah Al-Qamar ayat 17, 22, 32 dan 40. 

“dan sungguh, telah kami mudahkan Alqur’an untuk peringatan. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”

Yakinlah. Semua itu memang harus ada niat dan usaha. jangan menyerah untuk jadi baik. Ingin jadi baik, mau punya banyak teman yang sholeha, insya Allah dikabulkan. Masak iya, mau jadi orang baik malah Allah halangi? Kalau ada hatimu yang merasa seperti itu. tengok lagi, tanyakan dalam hati. Sudah benarkan niat dan usaha yang dilakukan? Karena hati hanya kita sendiri yang tahu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar