“Bahagia hadir bukan ditunggu, tapi
dicari.”
Entah kenapa tiba-tiba mendapat kata
tersebut. Memang ada benarnya juga. Kebahagian itu dicari bukan ditunggu. Aku
yang ingin mendapatkannya, maka aku harus mencari. Entah bagaimana cara mendapatkannya.
Karena banyak versi apa itu bahagia. Mendapatkan senyum Ibu setiap hari saja
sudah membahagiakan. Mendapat kabar suadara sehat di perantauan sangat menyenangkan.
Mampu bernafas dan tersenyum menyapa banyak orang pun sudah sangat bersyukur. Syukur
itu tanda hati kita sudah bahagia. Bahagia menerima setiap hal dari Sang Maha
Pencipta.
Kalau ditanya bahagia versi aku, banyak
banget. Salah satunya, bahagia adalah saat orang-orang terdekat mampu kuberikan
seulas senyum tulus dan mendapat manfaat dariku. Entah dari kebaikan atau dari
ucapan. Kok seulas senyum sih? Iya, karena kadang aku masih pelit untuk
tersenyum. :D #uppss.
Hal paling indah yang sangat harus
disyukuri setiap hari, ketika Allah memberikan orang-orang tersayang yang senantiasa
tak pernah jenuh menasihati. Mendapat banyak saudara muslimah di kotaku.
Jujur saja, mendapatkan saudara yang mencintai Allah, dan saling menyemagati
untuk selalu dekat denganNya itu susah banget. Baru dapat juga tahun ini, 2015.
“Terus selama tahun sebelumnya kemana ajah?” Enggak kemana-mana sih. Ada
banyak. Cuma bukan di kota tercinta. Mereka teman dumay yang kemudian bertemu
di dunia nyata. Masya Allah. bahagia … sekali rasanya. Sebab berkah perantara
teman dumay pula aku bertemu dengan saudara muslimah di kota sejuta bunga.
Rasanya ingin tersenyum dan berkata,
“amazing” kalau ingat setiap peristiwa yang Allah berikan pada diri ini. Acara
jurnalistik online yang aku ikuti di Perpustakaan akhirnya mempertemukanku
dengan saudara baru. Teman sebangku yang kukira masih SMA, ehhh … ternyata dia
seumuran dan satu sekolah
dengan teman Mtsku. Jiahhh … indah banget. Lebih kagetnya lagi, dia juga satu
sekolah dengan teman yang memperkenalkanku dengan beberapa kegiatan positif di
kota. Ya Allah, bahagia sekali. Lalu ada lagi kegiatan
“belajar menulis fiksi” di Perpustakaan. Tak disangka teman sebangku sebelah
itu, satu kampus sama teman Madrasah Aliyahku dulu. :D yaaakkk…nambah teman
lagi.
Kurang lebih dua minggu setelah acara belajar
fiksi, ehh… ketemu lagi di dalam grup WA yang kami ikuti dalam sebuah kegiatan
belajar di magelang. “Lho mbak Ima di sini juga?”
“Hah? (ekspresi kaget
lihat namanya dalam kontak WA) Iya mbak. Ketemu lagi kita. :D “
“Alhamdulillah ya, kita
dipertemukan selalu dalam kebaikan.” Senang banget deh rasanya. Lagi-lagi,
ketemu dia dalam grup baru. Kalau mbak Emi bilang, L4. “Loe lagi, loe lagi”
hahaa ....
Memang skenario Allah itu indah sekali dan
memang patut untuk selalu disyukuri. Betapa indahnya sebuah pertemuan yang
selalu hadir dalam kebaikan. Awalnya hanya orang asing, lalu kini menjadi teman
yang saling mendukung untuk jadi hamba Allah yang taat. Banyak sekali teman
baru. Semuanya memberikan kesan indah tersendiri. Ada salah satu teman yang rajin banget
ikut kajian. Meski sibuk dengan kerjanya di rumah sakit, dia kadang minta ganti
sift dengan teman yang lain supaya tak ketinggalan ilmu. Teman tahsin, liqo dan
ternyata ketemu lagi di kajian. Kok bisa sih? Ya itulah indahnya silaturahim
dan doa yang kita panjatkan pada Allah. Kalau kita mintanya didekatkan pada
saudara-saudara yang mencintai Allah, Allah akan dekatkan. Allah pasti berikan.
Karena niat dalam hati, ingin memperbaiki diri, ingin menjadi lebih baik dari
masa yang lalu.
Sumber foto by Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar