Perasaan
itu susah ditebak, apalagi soal hati seseorang. Ah seharusnya aku
sadar, bahwa ada Allah sang maha membolak-balikkan hati setiap hambanya.
Kuraih hp yang terletak di meja samping tempat tidurku. Kutatap layar
hapeku lama sekali. Bingung ingin cerita dengan siapa. Akhirnya nama itu
hadir dalam pikiranku. Sebaiknya aku sms dia saja. Dia selalu bisa
memberi solusi di setiap keresahan dalam hatiku.
“Assalamu’alaikum wr.wb kak? Apa kabarnya nih?” Tanyaku dalam sms malam itu.
“Wa’alaikumsalam wr.wb dik, Alhamdulillah kabar baik, kamu gimana kabarnya?”
“Alhamdulillah baik juga kak. Oh ya kak, mau curhat nih…hehe…” langsung saja aku mulai percakapan. Berharap dia mengerti rasaku yang saat ini pecah berkeping-keping.
“hmmm, lama tidak ada kabar, langsung curhat aja. Ada apa nih? Apa kabarnya kamu dengan dia?”
Baru mau curhat tentang dia udah ditanyain kabar hubunganku. Sebenarnya aku bingung mau curhat sama siapa? Akhirnya nama kak iyas mampir dalam pikiranku.
“emm aku udah putus kak. Hiks… dia selingkuh kak.” Dengan emot sedih.
“hah…? Selingkuh dek! Dek, kalian udah lamaran?”
“belum kak.” Tapi hampir dalam hatiku berkata.
“udah nikah? Kalian kan baru pacaran kok sudah ada kata selingkuh?”
“dalam hati aku ngomel sendiri, mengerutu dengan perkataan kak iyas. Prihatin kek! kasian gitu. Eh ini malah bikin makin galau saja. Aku diamkan saja pesan darinya.”
“dek… pacaran itu belum ada ikatan, kalian berdua belum terikat oleh sesuatu yang sah. Jadi selingkuh itu tak pantas kamu sandangkan dalam hubungan kalian. Kenapa malah sedih dan kamu tangisi? Kasian air matamu dek.”
“hah? Tidak pantas gimana? Bagian mana yang tidak pantas? Bukankah dia sudah menghancurkan hati yang sudah kususun dengan sangat rapi dan dihancurkan dengan rasa tak bersalah.” Tanyaku dalam hati.
“siapa yang tangisi?” Kilahku padanya. Aku hanya tidak terima dengan pernyataan dia ketika dia bilang,
“aku memang lagi dekat dengan orang lain. Maaf ya.”
Hebat. Amazing banget dia bilang. Aku? Sakit…..!!! aku tulis sms dengan font besar “dia selingkuh titik.”
“he…he… duh dek, udah aku bilang dia tidak selingkuh. Dia tidak ada ikatan apapun kepadamu. Jadi dia bebas memilih siapapun dihatinya. Harusnya kamu bersyukur bukan malah seperti ini.”
flash true story.
“Assalamu’alaikum wr.wb kak? Apa kabarnya nih?” Tanyaku dalam sms malam itu.
“Wa’alaikumsalam wr.wb dik, Alhamdulillah kabar baik, kamu gimana kabarnya?”
“Alhamdulillah baik juga kak. Oh ya kak, mau curhat nih…hehe…” langsung saja aku mulai percakapan. Berharap dia mengerti rasaku yang saat ini pecah berkeping-keping.
“hmmm, lama tidak ada kabar, langsung curhat aja. Ada apa nih? Apa kabarnya kamu dengan dia?”
Baru mau curhat tentang dia udah ditanyain kabar hubunganku. Sebenarnya aku bingung mau curhat sama siapa? Akhirnya nama kak iyas mampir dalam pikiranku.
“emm aku udah putus kak. Hiks… dia selingkuh kak.” Dengan emot sedih.
“hah…? Selingkuh dek! Dek, kalian udah lamaran?”
“belum kak.” Tapi hampir dalam hatiku berkata.
“udah nikah? Kalian kan baru pacaran kok sudah ada kata selingkuh?”
“dalam hati aku ngomel sendiri, mengerutu dengan perkataan kak iyas. Prihatin kek! kasian gitu. Eh ini malah bikin makin galau saja. Aku diamkan saja pesan darinya.”
“dek… pacaran itu belum ada ikatan, kalian berdua belum terikat oleh sesuatu yang sah. Jadi selingkuh itu tak pantas kamu sandangkan dalam hubungan kalian. Kenapa malah sedih dan kamu tangisi? Kasian air matamu dek.”
“hah? Tidak pantas gimana? Bagian mana yang tidak pantas? Bukankah dia sudah menghancurkan hati yang sudah kususun dengan sangat rapi dan dihancurkan dengan rasa tak bersalah.” Tanyaku dalam hati.
“siapa yang tangisi?” Kilahku padanya. Aku hanya tidak terima dengan pernyataan dia ketika dia bilang,
“aku memang lagi dekat dengan orang lain. Maaf ya.”
Hebat. Amazing banget dia bilang. Aku? Sakit…..!!! aku tulis sms dengan font besar “dia selingkuh titik.”
“he…he… duh dek, udah aku bilang dia tidak selingkuh. Dia tidak ada ikatan apapun kepadamu. Jadi dia bebas memilih siapapun dihatinya. Harusnya kamu bersyukur bukan malah seperti ini.”
flash true story.
“Aku diam sejenak. Mencerna setiap bait kata sms ini. menghela nafas sedikit panjang dan kusembulkan bibirku kearah dahi. akhirnya aku jadi berfikir.
“Kamu benar kak, buat apa aku sakit hati. galau tidak jelas dan marah kepadanya. Dia bukan siapa-siapa aku, bahkan bukan milikku. Dia milik ALLAH SWT. Harusnya bersyukur karena Allah tunjukan bahwa dia bukan jodohku.” Aku send pesan itu dan berharap kak Iyas segera membalasnya.
“Nah gitu toh. Senyum dik,” emot senyum. balasnya padaku.
“Males senyum.” balasku
Ya sudah kalo tidak mau senyum. Tapi ikhlas toh? Jangan bersedih yaa… oh ya dik, kenapa tidak buat ngaji saja di pondok? Kegiatanmu sekarang tidak terlalu padatkan? Kuliah masih bisa buat ngaji di pondok.”
“Hah…? Aku? Pondok kak? Apa ya pantas kak, umurku juga sudah kepala dua. Sebenarnya pengen sih, tapi malu.” Dengan emot sedih.
“loh… cari ilmu itu tidak diukur dari umur. Tapi kesungguhan dalam hati mau mencari ilmu apa tidak. Waktu itu begitu cepat jangan kamu sia-siakan. Karena semua itu akan ada pertanggung jawabannya. Lagian untuk melakukan hal baik niatkan dalam hati karena ridha Allah… malu itu godaan syetan.”
“Iya sih kak. Tapi disana banyak anak SMP dan SMA. Aku pasti tua sendiri kak…”
“tadi aku bilang apa toh dik? Jika kita beribadah tanpa didasari ilmu, hal tersebut akan sia-sia. Dan ilmu itu harus ada gurunya, sekalipun kita belajar sendiri itu boleh, hanya sekedar pengetahuan. Coba kita tengok kanjeng Nabi Muhammad SAW siapa guru besarnya? Malaikat JIBRIL. Dimanapun kita berada posisi apapun, jangan sampai meninggalkan “ngaji”.
Pesan kak Iyas banyak sekali, menghabiskan karakater sms. Aku tunda balasan pesan, aku baca berulang kali dan memikirkan setiap kata yang ada di hpku ini.
Karena aku sudah lelah, komunikasiku dengan kak Iyas tertunda. Rasa kantuk mengalahkan segalanya. Paginya sekitar jam setengah empat, aku balas sms dari kak Iyas.
“Iya kak, besok aku coba tanyakan sama Ayah, dia pasti setuju.” Balasku.
“ Insya Allah ayah pasti setuju dik. Nanti jika sudah bisa mengamalkan ilmunya, insya Allah jodoh yang di harapkan, sholeh tentunya akan terwujudkan dengan ilmu yang kita peroleh. Dan yang penting ikhlas menjalaninya ya dek. ” Aih akhirnya sampai kepembahasan ini lagi. jawabku saat itu di dalam kamar sendirian.
Aku fikir kak Iyas sudah tidur. Ternyata dia sudah bangun juga. Senengnya bisa kenal kamu kak.
“insya Allah kak.” Jawabku diakhir pesan.
Cinta itu buta dan tuli. Karena kamu membutuhkan akal untuk berfikir dan hati untuk menimbang. Jangan hanya gunakan hati saja hingga mengalahkan logika yang ada.
flash true story
semangat ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar