Label

Minggu, 15 Juni 2014

MERINDUKANMU


Assalamu’alaikum Ayah? sudah lama aku merindukanmu.  selalu bertanya hati ini, bagaimana kabar Ayah? Berharap berada di tempat yang indah. Karena kabarku  di sini baik – baik saja.  Dia  selalu ada untukku lo Yah.  melindungiku, menjaga dan memberikan banyak sekali saudara yang sayang padaku. Sudah tak terasa ya Yah, satu tahun telah terlewati. Perjumpaan kita berakhir. padahal banyak sekali cerita yang ingin aku ceritakan padamu. seperti hari –hari kita di tiap sore. Berdiskusi, dan berbincang sembari menanti senja pergi. 


Hari ini, aku bertemu dengan banyak sekali teman – teman baru lo yah. Mereka semua baik padaku.  Dan mereka menerima aku dengan tulus. Mereka bilang,   
"pertemanan ini semua  karena cinta sama Allah swt. Saling berbagi kebaikan untuk menuju ridho-Nya."
Aku makin senang bertemu dengan mereka.  Apalagi kakak sama adik begitu sayang sama aku.  oh ya, kabar Ibu alhamdulillah baik. Ibu selalu sabar menghadapi sifatku yang kadang keras kepala. Maafin aku ya Ayah. Padahal kamu selalu menasihati aku untuk patuh pada Ibu.  Aku ingin mengucapkan terima kasih banyak kepadamu yah. Kamu selalu tidak jenuh menasihatiku berkali –kali, ketika aku mengulangi kesalahan. Dengan nada kerasmu itu yang kadang membuat hati jadi sebal. Tapi ternyata semua terjawab. Mengapa kamu begitu keras dengan putrimu satu – satunya ini. Karena Ayah ingin aku terjaga dari hal yang akan merugikan di masa depan. Yang membuat aku menyesal jika aku melanggar peraturanmu dalam rumah. Tidak boleh keluar malam, tidak boleh terlalu dekat dengan lawan jenis. Tidak boleh pacaran waktu sekolah dan masih banyak lagi nasihat yang bermanfaat untukku. Aku tak pernah menyesal dengan setiap laranganmu. Sebab hari ini sangat terasa sekali. Allah telah memberi Ayah yang bisa membuat aku mengerti arti hidup. Memberi arti kesabaran, keikhlasan dan arti persaudaraan. Ayah tahukan?  sifat aku dengan sangat detail. Oleh karena itu aku berusaha mencerna setiap nasihat ayah. Meski sekarang nasihat itu sudah tidak ada lagi. 

Ayah kadang aku merindukanmu dengan sangat. Kadang juga aku sebal padamu. Sebab kenapa aku terlambat mengerti setiap nasihatmu. Masih sangat jelas tergambar peristiwa itu dalam memoriku. malam itu, sepi… senyap tak ada suara. Hanya jangkrik yang bernyanyi di tumpukan semak – semak bersama lumput liar. Tiba – tiba terdengar suara tangisan dan instigfar berkali – kali. Aku terkaget. Segera bangkit dari tidurku. Bergegas menghampiri suara itu berasal. Ya Rabbi… tak terasa tubuhku menjadi lemas, tertunduk tak berdaya di sampingmu. Engkau sudah menutup mata. Dengan wajahmu yang teduh. Aku mencium keningmu. Ini untuk pertama kalinya di usia dewasaku mencium keningmu. Sebab aku lebih sering mencium tanganmu dari pada kening Ayah.  Allah maha baik. Dia tahu mana yang terbaik untukmu, untukku dan untuk semua yang mencintaimu. 

Doaku, engkau berada di sisi-Nya dengan bahagia. Rasa terima kasih tak bisa aku ganti dengan harta . Tapi putrimu selalu berusaha memberi hadiah padamu untuk selalu tetap semangat ISTIQOMAH. Sebab doa anak yang shaleha itu akan di kabulkan. Semoga  aku berada di antara anak shaleha itu ya Yah. Ayah maaf ya jika surat ini terlalu panjang, tapi memang inilah isi hatiku, rasa bahagia, bangga dan syukurku atas nikmat yang Allah berikan padaku. Kamu begitu AMAZING untuk diriku. kecup sayang dari putrimu, dan hanya bisa menyentuhmu dalam doa.
Wassalamu’alaikum :)

2 komentar: