Assalamu’alaikum Ayah? sudah lama aku merindukanmu. selalu bertanya hati ini, bagaimana kabar Ayah?
Berharap berada di tempat yang indah. Karena kabarku di sini baik – baik saja. Dia selalu ada untukku lo Yah. melindungiku, menjaga dan memberikan banyak
sekali saudara yang sayang padaku. Sudah tak terasa ya Yah, satu tahun telah
terlewati. Perjumpaan kita berakhir. padahal banyak sekali cerita yang ingin aku ceritakan
padamu. seperti hari –hari kita di tiap sore. Berdiskusi, dan berbincang
sembari menanti senja pergi.
Hari ini, aku bertemu dengan banyak sekali teman – teman baru
lo yah. Mereka semua baik padaku. Dan mereka
menerima aku dengan tulus. Mereka bilang,
"pertemanan ini semua karena cinta sama Allah swt. Saling berbagi
kebaikan untuk menuju ridho-Nya."
Aku makin senang bertemu dengan mereka. Apalagi kakak sama adik begitu sayang sama
aku. oh ya, kabar Ibu alhamdulillah
baik. Ibu selalu sabar menghadapi sifatku yang kadang keras kepala. Maafin aku
ya Ayah. Padahal kamu selalu menasihati aku untuk patuh pada Ibu. Aku ingin mengucapkan terima kasih banyak kepadamu
yah. Kamu selalu tidak jenuh menasihatiku berkali –kali, ketika aku mengulangi
kesalahan. Dengan nada kerasmu itu yang kadang membuat hati jadi sebal. Tapi ternyata
semua terjawab. Mengapa kamu begitu keras dengan putrimu satu – satunya ini. Karena
Ayah ingin aku terjaga dari hal yang akan merugikan di masa depan. Yang membuat
aku menyesal jika aku melanggar peraturanmu dalam rumah. Tidak boleh keluar
malam, tidak boleh terlalu dekat dengan lawan jenis. Tidak boleh pacaran waktu
sekolah dan masih banyak lagi nasihat yang bermanfaat untukku. Aku tak pernah
menyesal dengan setiap laranganmu. Sebab hari ini sangat terasa sekali. Allah
telah memberi Ayah yang bisa membuat aku mengerti arti hidup. Memberi arti
kesabaran, keikhlasan dan arti persaudaraan. Ayah tahukan? sifat aku dengan sangat detail. Oleh karena itu
aku berusaha mencerna setiap nasihat ayah. Meski sekarang nasihat itu sudah
tidak ada lagi.
Ayah kadang aku merindukanmu dengan sangat. Kadang juga aku
sebal padamu. Sebab kenapa aku terlambat mengerti setiap nasihatmu. Masih sangat
jelas tergambar peristiwa itu dalam memoriku. malam itu, sepi… senyap tak ada
suara. Hanya jangkrik yang bernyanyi di tumpukan semak – semak bersama lumput
liar. Tiba – tiba terdengar suara tangisan dan instigfar berkali – kali. Aku terkaget.
Segera bangkit dari tidurku. Bergegas menghampiri suara itu berasal. Ya Rabbi… tak
terasa tubuhku menjadi lemas, tertunduk tak berdaya di sampingmu. Engkau sudah
menutup mata. Dengan wajahmu yang teduh. Aku mencium keningmu. Ini untuk pertama
kalinya di usia dewasaku mencium keningmu. Sebab aku lebih sering mencium
tanganmu dari pada kening Ayah. Allah
maha baik. Dia tahu mana yang terbaik untukmu, untukku dan untuk semua yang
mencintaimu.
Doaku, engkau berada di sisi-Nya dengan bahagia. Rasa terima
kasih tak bisa aku ganti dengan harta . Tapi putrimu selalu berusaha memberi
hadiah padamu untuk selalu tetap semangat ISTIQOMAH. Sebab doa anak yang
shaleha itu akan di kabulkan. Semoga aku
berada di antara anak shaleha itu ya Yah. Ayah maaf ya jika surat ini terlalu
panjang, tapi memang inilah isi hatiku, rasa bahagia, bangga dan syukurku atas
nikmat yang Allah berikan padaku. Kamu begitu AMAZING untuk diriku. kecup sayang
dari putrimu, dan hanya bisa menyentuhmu dalam doa.
Wassalamu’alaikum :)
Semangat!
BalasHapussiaapppp bunda ^_^
BalasHapus