Label

Rabu, 27 Januari 2016

Never Give up



     
     Dalam hidup, kadang kita menemukan titik kejenuhan. Rasa lelah ingin segera berhenti. Tak mampu menghadapi sendiri. Ingin teriak tapi tenggorokan terasa tercekat. Hati terasa gersang. Dada begitu menyesakkan. Hati perih seakan tertusuk duri. Luka fisik bisa sembuh, luka hati? Siapa yang mampu? Semua yang tertuangkan dalam kata hanya mampu terucap dalam pena. Pernahkah kamu merasakan hal ini? aku, pernah! 

     Hidup akan indah ketika beberapa orang ada dalam hidup kita. Menjadi teman, menjadi sahabat. Berbagi cerita dan saling berbagi duka. Nyatanya segelintir orang silih berganti hanya datang berbagi bahagia. Tak ingin ada dukanya. Apa hidup hanya untuk bersenang-senang? Ketika susah meninggalkan? Baiklah. Aku abaikan duka itu. toh memang aku tak perlu berbagi pada yang tak bisa menjaga lisan. 

#Licht, sept 2015. Diary pertama.

     Awan hari ini mendung. Sepertinya akan hujan. Dan aku hanya duduk termenung sendirian di halte ini. sepi … semua orang sibuk dengan diri mereka. terngengam smartphone di tangan mereka. sepertinya hape pintar itu sudah membuat orang kurang peka pada sekitar. Atau memang aku yang ketinggalan zaman. Sehingga lebih suka memegang buku dibanding smartphone yang mereka bilang, mampu mempertemukan begitu banyak teman baru di berbagai belahan dunia. 

     Sepertinya hujan tak jadi datang. Ya mendung memang tak berarti hujan, bukan? Baiklah. Aku lanjutkan membaca sebelum bis datang menyapaku. Menikmati buku hadiah dari sepupu, yang dia bilang isinya akan membuatku meleleh jatuh hati pada setiap bait puisinya. Buku karya,  Sapardi Damono “hujan dibulan juni.” Dan sekarang sudah bulan September. 

     “Fian … gimana acara walimah Kak Ade?” tiba-tiba aku dikagetkan dengan pertanyaan dan kosakata baru. “walimah” apa itu? kak ade ngapain dengan walimah? Batinku dalam hati.

“eh … emmm … lancar.” Nyengir kuda tanpa rasa salah. setidaknya aku jawab ini dulu. Aku tak ingin terlihat bodoh dihadapan temanku yang memakai kerudung lebar ini. gadis yang katanya banyak sekali lelaki menyukainya. Apa yang disukai? Wajahnya saja tertutup. Tapi cantik sih, banget! Aku salut padanya. Ingin sekali dekat dengannya terus. Adem aja gitu. Tapi sayang, dia sibuk dengan banyak kegiatan. Hingga berbagi ilmu agama padaku sangat jarang. 

     Karena hari ini aku merasa sangat penasaran dengan kata "walimah". Kebetulan hari ini akan ke Lab. Bisa browsing bebas. Kuketikan kata walimah. And see … isinya pernikahan. Wedding semua. Baru nyadar. Kak Ade baru saja nikah seminggu yang lalu. Aku kan enggak datang. Kenapa bilang lancar ya? Aduh. Dosa enggak ya bohong? Ah sudah terlanjur. Aku coba scroll ke bawah. Membaca beberapa artikel tentang walimah. Aduh … jadi inget kapan nikah? Hehe …

---

     "Jadilah wanita muslimah yang amanah. Ketika banyak teman mendatangimu dengan segala permasalahan yang dihadapi, jaga amanah yang telah mereka titipkan padamu.  Jadilah hamba Allah yang mampu menjaga rahasia saudara muslimahnya. Ketika sebuah khilaf menghampiri, segera perbaiki. Tak ada kata terlambat untuk taat wahai saudaraku." Hari ini aku membaca sebuah artikel milik Putri. Lagi lagi dia selalu membuatku iri. Iri akan kepintarannya. Iri akan keistiqomahan dia. Aku juga ingin jadi muslimah sejati. Aduh … mengaji saja masih kacau. Sepertinya aku harus segera menghubungi Kak Itha. 

“Assalamu’alaikum kak. Lagi apa? Boleh minta tolong? Aku ingin belajar agama lebih dalam lagi. bisa bantu?” aku tak suka berbasi-basi. Langsung saja daripada nanti menganggu dia kalau lagi sibuk kuliah.

--- 

    Sejak kenal Kak Syifa dan sering curhat banyak hal tentang indahnya islam. Kesukaanku berpindah haluan. Banyak sekali hal yang mulai aku tinggalkan. Dari film, music, buku-buku bacaan aku sangat pemilih. Terasa lebih nyaman seperti ini. dan katanya, aku Kini benar-benar susah untuk jatuh cinta. Masak sih? Biasa saja menurutku. Memang hingga saat ini belum ada sosok yang mampu mengalihkan duniaku. Jiahh … meski aku kagum pada beberapa sosok tapi itu bukan cinta. Suka juga belum tentu cinta bukan? Karena bagiku kini cinta hanya ada dalam akad. Bukan yang lain. 

bersambung part II. :D 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar