Banyak hal hal yang
sulit untuk kuekspresikan. Entah apa itu. rasanya setiap doa-doaku satu persatu
terkabulkan. Aku bahagia dan telah membuat senyum ibu mengembang cantik. Dengan
restunya aku meraih satu impian lagi. bahagia? Tentu. Aku sangat bahagia, sangat
bersyukur. Allah Maha Baik. Merencanakan semuanya dengan sangat rapi dan indah.
Tak ada yang membuatku merasa sia-sia. Jika rasa itu hadir, tandanya aku kurang
bersyukur menikmati hidup yang indah ini.
Cahaya impian sudah
Nampak. Tinggal kini aku mulai memperbaiki dan serius mengerjakannya. Hal-hal
itu bisa saja bertahan lama atau tiba-tiba pergi begitu saja. Allah berhak atas
apapun yang terjadi pada hambanya. Aku ingin mempertahankan dan memperbaikinya
hingga impian yang lain terwujudkan. sembari menanti impian selanjutnya, aku
harus memberikan yang terbaik. Memposisikan diri untuk berusaha memberikan yang
terbaik bagi semuanya.
Kehidupan yang
lurus-lurus saja dan merasa tak ada kendala. Tak terasa malah membuat diri seenaknya. Padahal sudah melalaikan beberapa
hal, ini adalah gelaja yang akan membuat kita bakal kehilangan sesuatu. Karena
apa? Menyepelekan! Karena itulah, aku tak ingin yang telah kuraih itu hilang.
Maka, aku harus memperbaikinya terus menerus. Tak boleh lagi hilang. Harus
berhasil. Tak peduli apa kata orang, tak peduli dengan cuitan burung-burung beo
beterbangan tergiang kedalam telingan kanan dan harus kukeluarkan ke telinga
kiri. Karena aku tak ingin sibuk dengan hal yang tak perlu. Banyak PR yang
harus dikerjakan dan diperbaiki. Tak elok rasanya aku malah sibuk dengan hal-hal
sepele.
Kini, sejak aku
bekerja. banyak sekali perubahan yang kumiliki. Perlahan tapi sangat terasa. Memang
kadang apa yang terjadi dalam hidup yang kita rasa sangat membuat lelah,
dibalik itu hikmah besar dan hadiah indah dari Allah dihadirkan. Disiplin waktu
dan lebih bisa memperbaiki jadwal yang dulu sempat berantakan. :D ingin tertawa
rasanya. Ini mimpikah? Aku benar-benar merasa banyak sekali hadiah indah dari
Allah. aku tak boleh meremehkan bahkan melalaikan tugas ini. menjadi pendidik
dan menjadi anak sholeha adalah sebuah kewajiban. Ini pendapatku. Aku seorang
perempuan. Yang ditakdirkan akan melahirkan mujahid-mujahid kecil yang kelak
dewasa akan menjadi penjuang agama Allah. aku tak boleh ada kata lelah. Jika
aku jauh dari nilai-nilai islam, bagaimana aku bisa mendidik anak-anak kelak?
Aku butuh Allah. yang akan menunjukkan kemana langkah kaki ini berjalan. Kemana
kaki ini menuju untuk mendapatkan ilmu-ilmu yang telah Dia tebarkan di muka
bumi ini. aku harus terus semangat meski badan kadang lelah.
Orangtua adalah salah
satu anugerah terindah yang Allah beri. Aku tak tahu bagaimana jadinya jika tak
menjadi bagian dalam keluarga ini. aku tahu, dalam setiap keluarga tak ada yang
sempurna. Akan selalu ada kekurangan-kekurangan yang membuat hati kadang
terluka dan kadang lelah untuk menghadapinya. Inilah hidup! Tak lengkap rasanya
jika tak ada pelajaran yang dapat dipetik. Kebahagiaan pun tetap mengelilingi
keluarga ini. perlahan tapi pasti. Semua mulai berubah membaik. Sabar dan
ikhlas memang benar-benar kuncinya. Doa dan doa selalu dipanjatkan dalam setiap
sepertiga malam, doa-doa wanita paruh baya itu kini mulai dinampakkan. Besyukur
berkali-kali pada Allah. Oh Ibu, betapa lelahnya hidupmu. Kini perjuanganmu
satu persatu sudah Allah kabulkan. Jangan lelah untuk selalu berdoa. Ananda
butuh doa-doa ibu. engkaulah pintu surga kami. Pintu yang satu telah tertutup
karena telah menutup usia. Tinggal engkau wahai Ibu. sehat terus ya. Kami
berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Akan kucarikan pendamping yang juga
mencintaimu. Begitu juga nasihatmu, selalu akan ananda ingat. “Jadilah anak
yang berbakti. Jangan membeda-bedakan antara ibu dan mertua. Semua sama. Ibu
pun tak akan membeda-bedakan antara anak dan menantu. Semua adalah sama.
Anak-anak Ibu yang harus ibu sayang dan selalu ibu doakan untuk kebaikan kalian
semua.” sungguh, aku benar-benar beruntung memilikimu, Bu.
“Siapa yang tidak
mendekat kepada Allah, padahal sudah dihadiahi berbagai kenikmatan, akan diseret
(agar mendekat) kepadaNya dengan rantai cobaan. Siapa yang tidak mensyukuri
nikmat, akan kehilangan nikmat itu. siapa yang mensyukurinya, berarti ia telah
mengikat nikmat itu dengan tali yang kuat.” - Ibn Atha ‘illah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar