Label

Jumat, 25 November 2016

Rencana Allah lebih indah



Banyak hal hal yang sulit untuk kuekspresikan. Entah apa itu. rasanya setiap doa-doaku satu persatu terkabulkan. Aku bahagia dan telah membuat senyum ibu mengembang cantik. Dengan restunya aku meraih satu impian lagi. bahagia? Tentu. Aku sangat bahagia, sangat bersyukur. Allah Maha Baik. Merencanakan semuanya dengan sangat rapi dan indah. Tak ada yang membuatku merasa sia-sia. Jika rasa itu hadir, tandanya aku kurang bersyukur menikmati hidup yang indah ini. 

Cahaya impian sudah Nampak. Tinggal kini aku mulai memperbaiki dan serius mengerjakannya. Hal-hal itu bisa saja bertahan lama atau tiba-tiba pergi begitu saja. Allah berhak atas apapun yang terjadi pada hambanya. Aku ingin mempertahankan dan memperbaikinya hingga impian yang lain terwujudkan. sembari menanti impian selanjutnya, aku harus memberikan yang terbaik. Memposisikan diri untuk berusaha memberikan yang terbaik bagi semuanya. 

Kehidupan yang lurus-lurus saja dan merasa tak ada kendala. Tak terasa malah membuat diri seenaknya. Padahal sudah melalaikan beberapa hal, ini adalah gelaja yang akan membuat kita bakal kehilangan sesuatu. Karena apa? Menyepelekan! Karena itulah, aku tak ingin yang telah kuraih itu hilang. Maka, aku harus memperbaikinya terus menerus. Tak boleh lagi hilang. Harus berhasil. Tak peduli apa kata orang, tak peduli dengan cuitan burung-burung beo beterbangan tergiang kedalam telingan kanan dan harus kukeluarkan ke telinga kiri. Karena aku tak ingin sibuk dengan hal yang tak perlu. Banyak PR yang harus dikerjakan dan diperbaiki. Tak elok rasanya aku malah sibuk dengan hal-hal sepele. 

Kini, sejak aku bekerja. banyak sekali perubahan yang kumiliki. Perlahan tapi sangat terasa. Memang kadang apa yang terjadi dalam hidup yang kita rasa sangat membuat lelah, dibalik itu hikmah besar dan hadiah indah dari Allah dihadirkan. Disiplin waktu dan lebih bisa memperbaiki jadwal yang dulu sempat berantakan. :D ingin tertawa rasanya. Ini mimpikah? Aku benar-benar merasa banyak sekali hadiah indah dari Allah. aku tak boleh meremehkan bahkan melalaikan tugas ini. menjadi pendidik dan menjadi anak sholeha adalah sebuah kewajiban. Ini pendapatku. Aku seorang perempuan. Yang ditakdirkan akan melahirkan mujahid-mujahid kecil yang kelak dewasa akan menjadi penjuang agama Allah. aku tak boleh ada kata lelah. Jika aku jauh dari nilai-nilai islam, bagaimana aku bisa mendidik anak-anak kelak? Aku butuh Allah. yang akan menunjukkan kemana langkah kaki ini berjalan. Kemana kaki ini menuju untuk mendapatkan ilmu-ilmu yang telah Dia tebarkan di muka bumi ini. aku harus terus semangat meski badan kadang lelah. 

Orangtua adalah salah satu anugerah terindah yang Allah beri. Aku tak tahu bagaimana jadinya jika tak menjadi bagian dalam keluarga ini. aku tahu, dalam setiap keluarga tak ada yang sempurna. Akan selalu ada kekurangan-kekurangan yang membuat hati kadang terluka dan kadang lelah untuk menghadapinya. Inilah hidup! Tak lengkap rasanya jika tak ada pelajaran yang dapat dipetik. Kebahagiaan pun tetap mengelilingi keluarga ini. perlahan tapi pasti. Semua mulai berubah membaik. Sabar dan ikhlas memang benar-benar kuncinya. Doa dan doa selalu dipanjatkan dalam setiap sepertiga malam, doa-doa wanita paruh baya itu kini mulai dinampakkan. Besyukur berkali-kali pada Allah. Oh Ibu, betapa lelahnya hidupmu. Kini perjuanganmu satu persatu sudah Allah kabulkan. Jangan lelah untuk selalu berdoa. Ananda butuh doa-doa ibu. engkaulah pintu surga kami. Pintu yang satu telah tertutup karena telah menutup usia. Tinggal engkau wahai Ibu. sehat terus ya. Kami berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Akan kucarikan pendamping yang juga mencintaimu. Begitu juga nasihatmu, selalu akan ananda ingat. “Jadilah anak yang berbakti. Jangan membeda-bedakan antara ibu dan mertua. Semua sama. Ibu pun tak akan membeda-bedakan antara anak dan menantu. Semua adalah sama. Anak-anak Ibu yang harus ibu sayang dan selalu ibu doakan untuk kebaikan kalian semua.” sungguh, aku benar-benar beruntung memilikimu, Bu. 

“Siapa yang tidak mendekat kepada Allah, padahal sudah dihadiahi berbagai kenikmatan, akan diseret (agar mendekat) kepadaNya dengan rantai cobaan. Siapa yang tidak mensyukuri nikmat, akan kehilangan nikmat itu. siapa yang mensyukurinya, berarti ia telah mengikat nikmat itu dengan tali yang kuat.” - Ibn Atha ‘illah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar